Dodo Zakaria: Sang Pemberontak Pop Nan Elegan (R.I.P 1960 - 2007)


Dodo Zakaria di studio rekamannya di Pancoran, 4 Oktober 2006.  Foto: Wendi




Dodo Zakaria: Sang Pemberontak Pop Nan Elegan
(R.I.P 1960 - 2007)

Tadi malam saya, Jimi Multhazam dan beberapa teman melayat ke rumah duka Almarhum Dodo Zakaria di Vila Cinere Mas, Jakarta. Saya menjumpai sebuah pemandangan yang sangat istimewa di sana. Di bawah sebuah tenda di depan rumah almarhum saya tiba-tiba menemukan "industri musik Indonesia."
Segerombolan musisi A-List nan legendaris negeri ini seakan serempak menunjukan kesedihan mereka akan kepergian sang legenda. Mungkin ini peristiwa kematian paling bersejarah bagi industri musik lokal semenjak Oom Chrisye berpulang ke Yang Maha Kuasa beberapa waktu lalu.
Mulai dari James F. Sundah, Deddy Dhukun, Ebiet G. Ade, Titiek Puspa, Eros Djarot, Jockie Surjoprajogo, Jimmy Manoppo, Vina Panduwinata, Addie MS, Memes, Yana Julio, Agus Wisman, Rano Karno, Yaya Moektio, Aminoto Kosin serta para record moguls sekaliber Indrawati Widjaja (Musica Studios), Pak Handi dan Jonathan Nugroho (Trinity Optima Productions)  hadir melayat di sana semalam.
Industri musik negara ini baru kehilangan lagi salah seorang hits machine jenius yang eksentrik dan inspirasional. Seorang producer, music director, arranger, composer, keyboardist, synthesizerian, percussionist, lead & backing vocals brilyan! Mungkin kiprahnya setara dengan Phil Spector di Amerika sana. Dodo Zakaria adalah pemberontak pop nomor wahid! Siapapun artis/band pop masa kini yang menebar menye-menye ketololan lirik percintaan dan kebodohan musikal sudah sepantasnya malu dan bersujud kepada karya-karya spektakuler Dodo Zakaria.
Bayangkan, di awal dekade 80an Dodo mampu menciptakan lagu-lagu superhits yang mbeling, keren-keren dan tetap diterima oleh pasar musik mainstream lokal. Bahkan jauh di era sebelumnya ia sempat memperkuat God Bless, membentuk Drakhma dan membuat cetak biru kesuksesan bagi Vina Panduwinata, Titi DJ, Nicky Astria dan sebagainya. Sebagai musisi yang sangat sadar industri, Dodo sudah memiliki spirit indie dalam karya-karyanya, jauh sebelum indie menjadi trend seperti sekarang ini.
Saya dulu termasuk anak kecil yang sempat dibesarkan oleh hits-hits ajaib dari Dodo Zakaria (terlepas siapapun penyanyinya) seperti "Didadaku Ada Kamu," "Kumpul Bocah," "Gadis Kepang Dua," "Caplang," "Esok Kan Masih Ada," hingga "Akira." Musiknya tetap bermartabat dan liriknya kebanyakan literer/bertutur. Tidak ada yang memiliki tendensi untuk menghina kecerdasan intelektual para pendengarnya. Memberontak dari pakem. Pemilihan kata-kata dalam lirik-lirik lagu ciptaannya tergolong nyentrik, jenaka, orisinal namun tetap elegan walau terkadang edan. Bahkan sangat edan untuk ukuran jamannya. 
Coba simak lirik lagu "Caplang" dari album solo Dodo Zakaria, Malissa (Aquarius, 1986)  yang dinyayikan Nicky Astria berikut ini:
Caplang
Musik & Lirik: Dodo Zakaria
Vokal: Nicky Astria
Kuping caplang
Congean
Jago pasar
Dari seberang
Pala botak
Penuh pitak
Tidak suka sama perempuan
iiih
Kuping caplang
Congean
Punya hobi bunuh orang
Bulan lalu
Kau tertangkap
Hari ini kau menghadap hakim
Yang sedang membaca hukuman
Kau dihukum mati
Memang engkau pantas mati
Dan sebelum mati
Coba kau renungkan
Semua kesalahan
Hidupmu semarak dengan dosa
Tapi kau tidak perduli
Kini peluru dilepaskan
Kau malah tertawa
Gila!
Mungkin kau berkhayal
Sebuah keajaiban
Kau menjadi sakti
Bisa ilmu sihir
Kau sihir sang hakim jadi onta
Lalu kau ajak terbang ke surga....
”Dahsyat! Gue pertama kali denger lagu Caplang ini pas kelas 4 SD. Anjrit, ini lagu gawat berat liriknya. Sama kagetnya seperti waktu gue menemukan punk rock di jaman SMA,” ujar Jimi, vokalis The Upstairs yang kini berusia 33 tahun tersebut, ”Lagu itu ikut mengubah hidup gue dan setelahnya gue ngefans berat sama Dodo Zakaria, khususnya di album Malissa.”
Saya jadi teringat ketika sempat mewawancara Mas Dodo Zakaria setahun yang lalu untuk sebuah artikel di Rolling Stone Indonesia. Sebelumnya sejak jauh-jauh hari saya berjanji untuk mengajak Jimi menemui idola masa kecilnya ini. Dia ingin berdiskusi tentang karya-karyanya, minta tanda tangan dan berfoto bersama. Ternyata Jimi apes karena kecapekan setelah siaran pagi dan akhirnya ketiduran. Gagal bertemu idola dia.
Saya pun melengang sendirian dan bertemu Mas Dodo di kantornya di sebuah ruko di bilangan Pancoran. Kami menghabiskan waktu 4 jam lamanya berbincang-bincang tentang segala hal. Walau saat itu tengah berpuasa, Mas Dodo menjelaskan semuanya dengan detail dan sabar. Sempat saya lihat bibirnya mengering karena perbincangan yang panjang namun beliau tetap bersemangat menjelaskannya. Hingga tuntas.
Mulai dari perjuangannya melawan Telkomsel, Indonesian Song Festival 2006 yang digagasnya, karya-karya klasiknya, masa depan industri musik lokal hingga cita-citanya untuk ikut memberdayakan musisi lokal dan menyejahterakan para pencipta lagu.
”Saya sangat prihatin dengan kesejahteraan para pencipta lagu kita. Dengan lagu-lagu yang superhits saja kebanyakan dari mereka paling hanya menerima royalti Rp. 2 juta setahunnya. Coba mau makan apa mereka dengan uang segitu? Ini perlu menjadi catatan bagi pencipta lagu generasi muda,” ujarnya.     
Akhirnya saya kembali bertemu Mas Dodo tadi malam. Kali ini tak sepatah pun kata-kata terlontar dari bibirnya. Jimi Multhazam kini telah berada di samping saya. Hanya tertunduk memperhatikan sang idola masa kecilnya yang baru saja berpulang ke haribaan di sore harinya. Jasad Mas Dodo telah terbujur kaku, terbungkus kain kafan putih bersih. Usianya 47 tahun. Dian Pudjianti, keponakannya yang teman kuliah saya membuka selendang putih yang menutupi wajahnya. Sebuah raut wajah damai dan tenang, setenang pertemuan kami setahun yang lalu. Sang legenda telah berpulang....
Ketika beranjak pulang, Jimi bertemu lagi dengan idolanya yang lain, Ebiet G. Ade. Saking gugupnya ia tak mampu berucap sepatah kata pun. Sangat tolol wajahnya saat itu. Saya pun memberanikan diri untuk menanyakan nomor hp Oom Ebiet untuk keperluan wawancara lain kali. Setelah itu saya minta dirinya untuk berfoto dengan Jimi. Sebuah hasil foto antara idola dengan penggemar berat yang terlihat kagok, sangat kagok....
”Next time kalo elo wawancara doi, gue berjanji nggak akan ketiduran lagi, fren. Gue nggak mau terulang lagi malam ini,” ujar Jimi lirih.
+ + +

Selamat jalan, Mas Dodo Zakaria.
Selamat menempuh hidup baru...

Wendi Putranto
23 Oktober 2007, 05:00 WIB
*revised

Komentar

  1. sampai kapanpun september masih tetap ceria...

    BalasHapus
  2. oh september ceria itu bikinan beliau toh?

    rest in peace, bung dodo. sampai jumpa lagi di kemudian hari. :)

    BalasHapus
  3. wah sama wenz, jaman kecil gua terbengong2 dengan lirik caplang itu tadi, selain itu gua dulu juga dengerin satu album gadis manis berkepang dua.. kemaren2 gua juga design album mantan istrinya dia ..dian mayasari yang sekarang jadi kayak sufi2 gitu..

    BalasHapus
  4. mengharukan wenz tulisannya. bagus.

    BalasHapus
  5. bukan om... ciptaan james f sundah.

    BalasHapus
  6. Selamat jalan, oom Dodo.

    *Wenz, I always love your writings!*

    BalasHapus
  7. selamat jalan mas dodo, signaturenya di dunia musik indonesia sudah sangat banyak.terakhir menangnya gugatan dia melawan Telkomsel, bisa jadi kado penutup yang indah buat dia. sekali lagi selamat jalan mas dodo.

    BalasHapus
  8. Ente bener, bung. Thanks buat koreksinya, maklum nulisnya jam 5 pagi. Gak sempet kroscek :)

    BalasHapus
  9. wah rendah hati sekali.
    tapi tetap tidak mengurangi kesyahduan tulisannya kok.

    BalasHapus
  10. bagus Wenz tulisannya. bagusnya lo ngelamar ke majalah Rolling Stone Indonesia. x)

    BalasHapus
  11. Iya, kemaren sempet ketemu mantan istrinya juga yang udah berjilbab. BTW, istrinya pernah dibikinin lagu senakal apa ya ama Alm? :)

    BalasHapus
  12. may he rest in peace, amen

    Rp 2,000,000/year ?
    OMG ! is that how we appreciate a maestro like him ?
    unbelievable !

    BalasHapus
  13. Sejak lama saya mengagumi Mas Dodo zakaria, sangat kraeatif serta berbakat.
    Mas Dodo, semoga arwahmu diterima oleh sang khalik dan diampuni segala dosa dosa nya !!!!

    BalasHapus
  14. Thankyou yahh dah nulis :) @dianpudj : ehhh ada bundiiii hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IKJ: SCHOOL OF ROCK [Editor's Cut]

LED ZEPPELIN Reunion 2007: The Full Report From David Fricke