Postingan

We Are The Police and We Are Back!

We Are The Police and We Are Back!   Oleh Wendi Putranto*   Begitu kalimat pertama yang diucapkan Sting di malam Grammy setelah mempetieskan The Police selama 23 tahun. Bangun tidur dan mendapat wangsit untuk reuni, Sting akhirnya rela dibilang gila demi membahagiakan dua kawan lamanya. Jika bukan untuk uang dan ketenaran, apa lagi? “Kami melakukan ini untuk satu sama lain, kami manggung untuk satu sama lain. Kami dedikasikan ini untuk Kim, tur manajer kami yang telah wafat dan untuk Ian, adik Stewart yang juga telah wafat,” ujar Sting. Dan ketiga Policemen ini pun menangis.   Sheila malam itu sangat gelisah dan terus terjaga hingga pukul 5 dini hari di kamar hotel. Pagi harinya ia bakal menyaksikan peristiwa penting yang takkan terlupakan sepanjang hidupnya. The Police, band favoritnya sepanjang masa bakal menggelar “latihan” dan konferensi pers di klub rock legendaris Whisky A Go Go yang terletak di Sun Set Strip, Los Angeles. Beberapa jam sebelumnya mereka sukses mengejutkan

Ponsel Hebat, Kebal Bantingan!

Gambar
Ini temen gue. Namanya Densol, shopkeeper Crooz. Hari Minggu kemaren dia kesal (gue asumsikan lagi ribut sama pacarnya) dan membanting-banting ponselnya sendiri ke lantai berkali-kali. Sialnya, sang ponsel ternyata sangat hebat dan bahkan terbilang kebal bantingan. Alih-alih ponsel hancur berantakan ternyata temen gue ini malah kecapekan dan frustrasisendiri membanting ponselnya yang sakti ini. Gue coba turut "membantu" tapi apa daya ini ponsel termasuk luar biasa. Apa namanya? Samsung. Well, uhmmmm. Nggak percaya? Silakan saksikan sendiri videonya. Hahahahahaha.

Industri Musik Indonesia Kiamat?

INDUSTRI MUSIK KIAMAT?   Oleh Wendi Putranto   Penjualan menurun drastis, pembajakan merajalela, label bangkrut, orang tewas di konser, pensi rajin rusuh,   pemerintah berpangku tangan. Bisnis musik di Indonesia mulai menyerempet bahaya!   Industri musik di Indonesia saat ini memasuki periode terburuk sejak bisnis ini dimulai pada tahun 1954. Ketika Suyoso Karsono mendirikan label rekaman pertama di Indonesia , Irama dan menggunakan garasi rumahnya untuk merekam album beberapa grup musik pasti ia tidak menyangka bahwa industri ini bakal berkembang sedemikian pesat berikut segala macam problematikanya.     Suyoso atau akrab dipanggil Mas Yos pasti terkejut mengetahui pembajakan musik di Indonesia peredarannya kini mencapai 90% dari produk aslinya. Hanya 10% saja produk rekaman asli yang beredar di pasaran! Ia mungkin tidak pernah membayangkan perkembangan teknologi telah menyulap piringan hitam yang diproduksinya dulu menjadi kaset, CD dan kemudian digital yang tidak bebas-bajak. Kon