Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Tragedi Tsunami Seventeen Band

Gambar
Tragedi yang menimpa rekan-rekan Seventeen Band di Tanjung Lesung, Banten beberapa hari yang lalu masih terus meninggalkan kedukaan. Tak hanya bagi Ifan, sang vokalis Seventeen sekaligus satu-satunya anggota band yang tersisa, bahkan bagi saya pribadi dan mungkin Anda para pembaca yang intens mengikuti peristiwa nahas ini selama beberapa hari belakangan. Kehilangan rekan-rekan seband seperjuangan, road manager, kru dan bahkan istri tercinta untuk selamanya hanya dalam sekejap mata seperti yang Ifan alami kemarin mungkin sangat sulit untuk dicari tandingannya. Salut sekali dengan Ifan yang masih mampu menghadapi semua peristiwa buruk ini dengan sangat tabah dan tegar, bahkan masih rela melayani permintaan wawancara dengan berbagai media tentang tragedi yang baru saja dialaminya (semoga saja ia tidak dipaksa, jika ya, terkutuk lah para media yang melakukannya). Rasanya tak pernah terjadi sebelumnya di dunia peristiwa nahas seperti yang dialami Seventeen Band. Bayangkan, sebuah ba

20 Tahun Reformasi: Kesaksian di Hari-hari Menjelang Runtuhnya Orde Baru Soeharto

Gambar
Tidak lama setelah Pemilu 1997, krisis moneter menghajar Indonesia dan anehnya Soeharto dilantik kembali jadi presiden. Dollar AS meroket, banyak perusahaan bangkrut, ledakan pengangguran, masyarakat resah. Di kampus saya yang Nasionalis, Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) mulai marak terjadi demo mahasiswa, namun semuanya tidak boleh keluar kampus oleh polisi, hanya menggelar mimbar bebas di dalam kampus saja. Demonstrasi mahasiswa Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama) yang terjadi di depan kampus Hang Lekir sekitar Maret-April 1998. Saat itu mimbar bebas kami mulai membandel dengan melakukan long march keluar kampus dengan mengusung keranda "wafatnya Orba". Soeharto dan tentara-tentaranya mulai gusar akibat maraknya demo mahasiswa hampir di seluruh wilayah Indonesia, dia meminta aparat dan intelijen memantau ketat demo-demo ini, mengawasi aktivis-aktivis. Sejak pecah tragedi 27 Juli ‘96 saya yang masih duduk di bangku kuliah semester tiga perlahan makin

Candra Darusman: Antara Jazz, Hak Cipta dan Industri Musik Indonesia

Gambar
Candra Darusman. (Foto: Koleksi Pribadi) Setidaknya ada dua nama Darusman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Yang pertama adalah Marzuki Darusman, mantan Ketua Komnas HAM yang juga sempat menjadi Jaksa Agung RI di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan kini menjabat sebagai Ketua Tim Pencari Fakta PBB untuk Myanmar dalam kasus pembersihan etnis Rohingya. Mas Kiki, nama panggilan Marzuki, merupakan kakak kandung dari musisi terkemuka sekaligus pegiat HKI, Candra Darusman. Usia mereka terpaut lebih dari satu dekade lamanya.  Ayah mereka, Suryono Darusman, merupakan diplomat ulung yang sempat bertugas menjadi Duta Besar RI untuk Meksiko, Uni Sovyet hingga Swiss. Seringnya berpindah tugas membuat anak-anak Suryono Darusman ini banyak menimba ilmu di berbagai negara berbeda. Bagi Candra Darusman sendiri ini turut memperluas horison bermusiknya yang memang sejak kecil telah diperkenalkan oleh sang ayah. Candra Darusman yang dilahirkan pada